Profil


Jami’yyatul Qurra wal-Huffadz (JQH) merupakan organisasi para qori-qoriah, hafidz-hafidzah, para penggemar Al-Quran, yg bernaung di bawah Nahdaltul Ulama. Organisasi ini didirikan KH Wahid Hasyim pada tanggal 12 Rabul Awwal 1371 H bertepatan 15 Januari 1951 M, di rumah H Asmuni, Sawah Besar, Jakarta.

Tujuan organisasi ini merupakan terpeliharanya kesucian serta kebesaran Al-Qur’an. Meningkatkan nilai pendidikan serta pengajaran Al-Qur’an, terpeliharanya persatuan qurra wal-huffazh ahlussunah waljamaa’ah.

Organisasi ini sempat melakasanakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) antar Pondok Pesantren seluruh Indonesia. Kemudian kegiatan ini diambil-alih Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) nasional semenjak tahun 1968 hingga sekarang. Di segi lain, ketika itu pula, JQH dapat dikatakan “mati suri”.

Lalu, pada tahun 1992, ketika KH Abdurahman Wahid menjadi ketua umum PBNU, JQH kembali diaktifkan. Pada tahun 1999, JQH mengadakan MTQ antar Pondok Pesantren di Garut, Jawa Barat.

Dalam sejarahnya, MTQ antar Pondok Pesantren yg digelar JQH ini, melahirkan qori-qoriah serta ulama al-Quran bertaraf nasional serta internasional semacam KH Abdul Aziz Muslim (Tegal), KH. Ahmad Syahid (Bandung) KH Tb Abas Saleh Ma’mun (Banten) KH M. Yusuf Dawud (Jawa Timur) H Muammar ZA (Pemalang) Hj Maria Ulfa Lamongan, dll.

Mereka kemudian sukses serta mencetak kader-kader bangsa, ulama yg hapal al-Qur,an serta mampu menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat. Pertengahan bulan Februari tahun ini, delegasi dari JQH mengukir prestasi membanggakan. Satu orang-orang qori bernama Ja’far Hasibuan serta dan qoriahnya bernama Sri Wahyuni, juara pertama pada MTQ internasional yg diselenggarakan di kota Qum, Iran.

0 comments: